PENYESALAN
Hujan sore ini amat deras, mengurungkan mentari mengintip dari balik persembunyian
Angin hilir menyapu daun kering kuning begitu mesra
Bumi basa sekujur raganya membekukan suasana
Tiada siapapun berdiri disekelilingku, gelap tiada arak awan yang berusaha membuatku terjaga
Hingar bingar suara mobil menderu tanpa wujud
Bising klaksonnya juga riuh memecahkan suasana sunyi dibawah cahaya lampu jalanan
Aku mengayunkan kaki sendirian, tertawa dalam tangisan lalu tertegun diam
Serasa ada yang terjun bebas tak tertahankan dari himpitan kelopak mata
Aku terjerembab dalam lubang kesunyian dan terlalu terlena dalam suasana
Dalam gelap dunia yang menamparku amat keras kurasa
Bulir hujan yang menyerbu tak mampu menghapus jejak kesakitan
Aku menangis seraya meratap dan bertanya "bagaimana aku bisa sampai disini?", sedang tujuan awalku bukanlah untuk disini
Mungkin nafsuku yang membawaku sampai disini, hingga anggota tubuhku mengiyakan
Padahal aku hidup tidak untuk semua ini, lalu aku terbungkam seribu bahasa
Mencoba memahami alur dunia yang terlalu ramai dengan hiasan noda
Begitulah aku mulai merajuk dalam sunyi, menebarkan sejuta doa dari kejauhan
Pada desir angin yang berharap sejenak mampir dan menyusup dalam hijab
Yang menyadarkanku arti kebesaran-MU yang tetap lebih besar dibanding noda dosaku
Kuharus segera kembali sadar akan sifat Rahman-Rahim-Mu
Yang akan membawa ku pada janji seraya berpegang teguh pada-Mu
Merajut kembali puing-puing kepercayaan yang pernah hancur
Menengadahkan tangan mengagungkan nama-Mu
Demi Ridho-Mu
"Karya Aetik"
0 komentar:
Posting Komentar